News
Selasa, 1 Agustus 2023 - 11:36 WIB

10 Hari KM Sanjaya 86 Hilang Kontak di Selat Bali, Pemantauan Dihentikan

Newswire  /  Mariyana Ricky P.D  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Basarnas Bali hendak memantau keberadaan KM Sanjaya 86 dari udara di Denpasar, Selasa (1/8/2023). ANTARA/Ho-Basarnas Bali

Solopos.com, DENPASAR — Basarnas Bali menyebut hingga saat ini kapal ikan KM Sanjaya 86 yang hilang kontak selama sepuluh hari di Selat Bali masih belum ditemukan, dengan demikian proses pemantauan dihentikan.

Dalam keterangan yang diterima di Denpasar, Selasa (1/8/2023) via Antara, Kepala Kantor Basarnas Bali I Nyoman Sidakarya menyampaikan bahwa sampai saat ini tidak ada tanda-tanda keberadaan kapal yang hendak melaut ke zona penangkapan ikan tersebut.

Advertisement

“Komunikasi saya terakhir pada hari ini, KM Sanjaya 18 maupun KM Sanjaya 98 masih melakukan pencarian. Apabila nantinya ditemukan tanda-tanda keberadaan kapal, dimungkinkan untuk kembali melaksanakan pemantauan,” kata dia.

Sidakarya menjelaskan Basarnas Bali pertama kali menerima laporan hilangnya KM Sanjaya 86 dari agen kapal, yaitu PT Sentral Benoa Utama pada Sabtu (22/7/2023).

Advertisement

Sidakarya menjelaskan Basarnas Bali pertama kali menerima laporan hilangnya KM Sanjaya 86 dari agen kapal, yaitu PT Sentral Benoa Utama pada Sabtu (22/7/2023).

Saat itu mereka mengirim pesan singkat yang mengatakan kapal ikan tersebut mengalami kebocoran, namun dalam perkembangannya pihak agen menyatakan kapal dihantam gelombang.

Surat persetujuan layar yang diajukan oleh nakhodanya telah disetujui syahbandar di pelabuhan perikanan untuk bertolak dari Pelabuhan Benoa pada Kamis (20/7/2023) pukul 16.30 Wita, sehingga paling lambat 24 jam setelah izin keluar, kapal harus meninggalkan pelabuhan.

Advertisement

Selama pencarian kondisi cuaca tidak begitu bersahabat, bahkan BMKG menyatakan wilayah tersebut gelombangnya tinggi mencapai 2,5-4 meter.

Tak bekerja sendirian, PT Sentral Benoa Utama juga menurunkan KM Sanjaya 18 dan KM Sanjaya 98 serta pemantauan udara dengan menggunakan Fly Bali.

“Namun, upaya tersebut hasilnya masih nihil, tidak terlihat ada puing-puing kapal, barang-barang yang mudah mengapung ataupun ceceran bahan bakar,” ujar Sidakarya.

Advertisement

Kemudian, Basarnas Bali membuka komunikasi kembali dengan VTS Benoa, Basarnas Surabaya, Basarnas Mataram, namun tetap tidak mendapat titik terang hingga 10 hari berlalu.

Selama proses berlangsung, Basarnas Bali mengaku telah berupaya maksimal bersama unsur lainnya dalam usaha menemukan kapal ikan dengan 16 orang di dalamnya itu.

“Untuk saat ini kami belum bisa menggerakkan KN SAR Arjuna 229, karena masih dalam kondisi perbaikan, sehingga kami maksimalkan koordinasi dengan unsur SAR lainnya, juga Basarnas Pusat untuk memperkirakan kemungkinan lokasi-lokasi terduga,” kata Sidakarya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif