News
Selasa, 14 Desember 2021 - 08:54 WIB

10 Berita Terpopuler: Teh Oplosan Khas Solo - 11 Juru Kunci Gunung Lawu

Tim Solopos  /  Sri Sumi Handayani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Teh racikan alias oplosan yang menjadi salah satu oleh-oleh khas Solo. (Solopos.com/Chelin Indra Sushmita)

Solopos.com, SOLO — Ulasan tentang teh racikan atau oplosan menjadi salah satu oleh-oleh baru khas Kota Solo, Jawa Tengah yang diburu pelancong dari luar kota dan juru kunci Gunung Lawu menjadi berita terpopuler di Solopos.com pada Selasa (14/12/2021).

Racikan teh oplosan ini bisa didapatkan di berbagai pasar tradisional, seperti Pasar Gede Hardjonagoro. Teh oplosan atau racikan itu menjadi salah satu dagangan yang laris manis di Pasar Gede Solo selama tiga hingga lima tahun terakhir.

Advertisement

“Teh niku kathah sing remen [Teh oplosan ini banyak yang suka]. Kadang enten sing tumbas ngantos 20 bungkus [Kadang ada yang membeli hingga 20 bungkus],” kata Sartini, salah satu pedagang teh oplosan di Pasar Gede Solo yang ditemui Solopos.com, Jumat (10/12/2021).

Baca Juga : Video Lawas Ceramah Ustaz Yusuf Mansur Viral, Apa Isinya?

Sebagai informasi, teh racikan itu berupa campuran tiga merek teh yang dikemas dalam satu wadah plastik bening. Ada berbagai jenis teh terbaik yang dikombinasikan para pedagang menjadi teh racikan khas Solo. Mulai dari merek Gopek, Sintren, Gardoe, Dandang, Poci, 999, dan aneka teh lain.

Advertisement

Pembeli bebas memilih komposisi teh apa atau rasa seperti apa yang diinginkan saat membeli. Para pedagang pun tidak segan memberikan rekomendasi jenis teh terbaik yang layak dinikmati.

“Niku teh pilihan sedanten [Itu teh pilihan semua]. Kathah sing remen [Banyak yang suka]. Cepet telas dipundhut [Cepat habis],” sambung Sartini.

Baca Juga : Ada Pemeliharaan Jaringan, Cek Pemadaman Listrik Karanganyar Hari Ini

Teh racikan itu menjadi salah satu oleh-oleh yang banyak dicari wisatawan dari luar Kota Solo saat ini. Maklum saja, teh oplosan khas Solo yang wangi, sepet, legi, dan kenthel alias wasgitel, sudah sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia.

Advertisement

Bayu, salah seorang pengunjung Pasar Gede Solo, asal Jakarta yang ditemui Solopos.com tampak memborong lima kemasan teh oplosan. Menurutnya cita rasa teh racikan khas Solo ini terbaik.

“Biasanya kalau di kota seringnya minum teh celup. Kalau di Kota Solo ini teh yang disajikan di warung makan rasanya berbeda, lebih nikmat. Ini mumpung lagi di Solo coba saja sekalian beli teh racikan yang sudah terkenal nikmat untuk oleh-oleh keluarga di rumah,” katanya kepada Solopos.com.

Baca Juga : Divonis 16 Tahun Penjara, Ini Permintaan Nani Satai Beracun

Lain halnya dengan Bayu, salah seorang mahasiswa asal Pontianak, Azis, membeli teh racikan khas Solo untuk dinikmati di kos bersama teman-temannya. Bagi Azis yang terbiasa minum teh celup di kampung halamannya, rasa teh di Kota Solo ini membuatnya jatuh cinta.

Advertisement

“Sengaja hunting [mencari] teh ke sini [Pasar Gede] biar tahu racikan teh di wedangan tempat biasa nongkrong itu apa saja kok bisa enak. Beda dengan teh di Pontianak yang kebanyakan disajikan dari teh celup,” jelasnya.

Kenikmatan teh oplosan khas Solo itu memang sudah lama dikenal. Namun, para pedagang di Pasar Gede mengaku baru tiga tahun belakangan mengemas aneka jenis teh menjadi racikan khusus yang kemudian banyak diburu sebagai oleh-oleh.

Baca Juga : Cabul! Dosen UNJ Diduga Ajak Tidur Mahasiswi & Minta Oral Seks

Uniknya, mereka mengaku hanya sebatas ikut-ikutan menjual teh tersebut tanpa mengetahui siapa orang yang pertama menemukan ide tersebut. “Teh racikan dikemas begini baru tiga tahun belakangan. Enggak tahu siapa yang awalnya memulai. Tiba-tiba bakul satu pasar bikin begini semua, ikut-ikutan saja,” tutur Sartini yang diamini para pedagang di sekitar kiosnya.

Advertisement

Sama seperti Sartini, para pedagang teh oplosan di Pasar Gede Solo juga tidak tahu persis siapa yang menciptakan ide menjual dagangan yang kini menjadi incaran pelancong. Mereka pun merasa senang bisa menjual teh racikan yang banyak dicari sebagai oleh-oleh dan selalu laris.

Harga yang ditawarkan pedagang di Pasar Gede pun bervariasi, mulai Rp10.000 untuk oplosan tiga jenis dan Rp20.000 untuk oplosan enam jenis teh.

Baca Juga : Bubur Suro, Sajian Khas Tahun Baru Islam Warisan Leluhur

Selain di Pasar Gede, teh racikan khas Solo ini pun sudah lebih dulu merambah situs jual beli online seperti Shopee dan Tokopedia. Harga yang ditawarkan juga berbeda, mulai Rp13.000 hingga Rp30.000-an tergantung merek yang dioplos.

Selain ulasan tentang cita rasa teh oplosan khas Solo diburu pelancong, ulasan lain tentang Ustaz Yusuf Mansur, juru kunci Gunung Lawu ada 11, warga Nusukan meninggal kecelakaan di Jl Sumpah Pemuda Solo, pengemudi Pajero yang serempetan dengan Sepur Kluthuk dipanggil polisi, pria meninggal di tepi jalan Sukoharjo, Ganjar Pranowo mendapat hadiah keris luk 9, hingga perilaku Herry Wirawan menjadi berita terpopuler di Solopos.com.

Baca Juga : Punya 7 Kamar, Dalem Purwohamijayan Solo Bisa Disewa Wisatawan Lho

Advertisement

Berikut 10 berita terpopuler di Solopos.com selama 24 jam terakhir hingga Selasa (14/12/2021):

Cita Rasa Tiada Tanding, Teh Oplosan Khas Solo Banyak Diburu Pelancong

Puspo Wardoyo: Yusuf Mansur Sudah Saya Ingatkan Tapi Bandel

Juru Kunci Gunung Lawu Ternyata Ada 11

Kecelakaan di Jl Sumpah Pemuda Solo, Warga Nusukan Meninggal

Siapa Juru Kunci Gunung Lawu?

Pengemudi Pajero Serempetan dengan Sepur Kluthuk Solo Dipanggil Polisi

Pria Meninggal di Tepi Jalan Kenep Sukoharjo Sempat Tertabrak Motor

Ganjar Pranowo Dihadiahi Keris Luk 9 Usia 5 Abad, Seperti Ini Bentuknya

Perilaku Herry Wirawan Terungkap Berkat Kecurigaan Santri Baru

Tak Ada Kejelasan, Investor Pembangunan Hotel Gugat Ustaz Yusuf Mansur

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif