News
Selasa, 29 November 2016 - 20:35 WIB

1 Orang Tewas, Longsor Karanganyar Terjadi Saat 8 Petani Panen Padi

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Longsor di Dukuh Tegalsari, Dusun Bulurejo, Desa/Kecamatan Karangpandan, pada Selasa (29/11/2016) pukul 14.00 WIB. (Sri Sumi Handayani/JIBI/Solopos)

Longsor Karananyar terjadi di Karangpandan.

Solopos.com, KARANGANYAR — Tebing setinggi 30 meter dan membentang sepanjang 50 meter di Dukuh Tegalsari, Dusun Bulurejo, Desa/Kecamatan Karangpandan longsor, Selasa (29/11/2016) pukul 14.00 WIB.

Advertisement

Akibat kejadian itu delapan petani yang sedang memanen padi tertimbun tanah longsor. Lima orang di antara selamat, satu orang meninggal, dan dua orang belum ditemukan.

Saat kejadian, belasan petani sedang memanen padi di sawah. Namun, sebelum tanah longsor, beberapa di antara petani itu sudah pulang.

Advertisement

Saat kejadian, belasan petani sedang memanen padi di sawah. Namun, sebelum tanah longsor, beberapa di antara petani itu sudah pulang.

Informasi yang dihimpun Solopos.com dari lokasi kejadian, lima orang selamat adalah warga Dukuh Nigasan, Dusun Gondanggentung, Desa Karangpandan,  Dikem; anak Dikem, Nyonya Basuki yang tinggal di Dusun Ngelo, Desa Salam, Karangpandan; anak Nyonya Basuki yaitu Sadi; Saiman, warga Dukuh Tegalsari, Dusun Bulurejo, Desa Karangpandan; dan Sukarmi, warga Sintru RT 003/RW 003, Desa Doplang.

Satu orang meninggal adalah pemilik sawah, yaitu warga Dukuh Nigasan, Dusun Gondanggentung, Desa Karangpandan, Sutoyo, 75.

Advertisement

Dua orang yang belum ditemukan adalah Darmo atau Daliyem warga Dukuh Tegalsari, Desa/Kecamatan Karangpandan dan Gito Gimin warga Sintru RT 003/RW 003, Desa Doplang.

Pantauan Solopos.com, tebing setinggi 30 meter itu longsor dan menyapu beberapa hektar sawah dan pepohonan di bawah. Bahkan, sungai dan jembatan nyaris tertimbun tanah longsor.

Menurut penuturan salah satu korban selamat, Sukarmi, mereka sedang panen padi dan cabai di sawah. Saat itu, dia mendengar suara gemuruh. Dia melihat tanah bergerak mengarah ke tempat mereka memanen padi dan cabai.

Advertisement

“Saya berusaha menyelamatkan diri. Tetapi ikut kena tanah longsor. Badan tertimbun sedikit. Lalu ditolong Bapak e niku [Samino],” tutur Sukarmi sembari berkaca-kaca.

Perempuan itu tampak tegar meskipun telah mengalami kejadian besar yang tidak akan dilupakan. Hal senada disampaikan warga Dukuh Nigasan, Desa Karangpandan, Paiman, 66. Saat kejadian, Paiman juga hendak memanen padi. Sawahnya ada di selatan sungai. Dia melihat beberapa orang di utara sungai sedang memanen.

“Ada beberapa orang. Ya Sutoyo dan teman-teman itu di utara sungai. Di sawah sejak jam 13.00 WIB. Lalu saya dengar dari atas begitu bunyi ‘krutuk-krutuk’. Ya lari. Itu sawah di utara sungai tersapu tanah longsor termasuk sawah saya. Habis semua.  Orang yang di utara sungai enggak selamat,” ujar dia saat ditemui wartawan di sela-sela menyiapkan pemakaman Sutoyo.

Advertisement

Hal senada disampaikan Samino. Dia dan sejumlah petani sedang memanen padi di sawah. Saat kejadian, Samino berhasil menyelamatkan diri dan menyelamatkan sejumlah petani. Samino menyelamatkan sejumlah orang yang tersangkut di jembatan.

 

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif