News
Senin, 8 Juli 2019 - 15:00 WIB

Sosok Ismail Fajrie Alatas, Profesor NYU Tunangan Tsamara Amany

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, JAKARTA — Tsamara Amany telah resmi bertunangan dengan dosen New York University (NYU), Profesor Ismail Fajrie Alatas, Minggu (7/7/2019). Kisah percintaan Ketua DPP Partai Solodaritas Indonesia (PSI) itu menyeruakkan rasa penasaran akan sosok sang profesor NYU.

“Jadi Prof. Ismail Fajrie, dia dosen muda di NYU. Dia profesor di NYU. Ngajar spesifikasinya Timur Tengah dan kajian Islam. Tapi pendekatannya Antropologi,” kata Tsamara kepada Detikcom, Senin (8/7/2019). 

Advertisement

Meski menjadi dosen di NYU, ungkap Tsamara Amany, calon suaminya itu juga aktif di Indonesia. Pria yang akrab disapa Aji itu kerap melakukan penelitian di Indonesia. 

“Dia banyak meneliti di Indonesia. Karena hasil penelitian dia itu banyak mengenai Islam di Jawa, Jawa, mengenai Habib Luthfi dan juga mengenai Indonesia secara keseluruhan dan Islam keseluruhan juga sering dia bahas,” kata Tsamara. 

Advertisement

“Dia banyak meneliti di Indonesia. Karena hasil penelitian dia itu banyak mengenai Islam di Jawa, Jawa, mengenai Habib Luthfi dan juga mengenai Indonesia secara keseluruhan dan Islam keseluruhan juga sering dia bahas,” kata Tsamara. 

Tsamara Amany mengatakan Aji merupakan anak bangsa yang bersekolah dan berkarier di luar negeri. Aji, kata dia, lahir di Semarang dan banyak memiliki kerabat di Pekalongan.

“Dia S1 di Melbourne University, S2 di Singapura, S3 di Michigan di Amerika. Setelah itu dia jadi profesor di NYU,” ungkap Tsamara. 

Advertisement

“Jadi dari dulu saya kenal Prof. Ismail dan dia juga kenal saya. Saya dan Aji jadi saling kenal. Jadi ini lingkaran yang sama sebenarnya. Saya juga punya teman akademisi yang juga kenal dia,” kata dia. 

Tsamara menuturkan kedekatannya dengan Aji bermula dari saling follow di Instagram yang berlanjut saling bertukar pesan elektronik. 

“Terus dia juga follow saya di Instagram. Saya habis itu juga saya kagum siapa nih dia nih pinter. Terus dia juga seneng siapa nih ada politikus muda. Terus kita sering WhatsApp-an sering diskusi. Bicara buku, sejarah, politik. Lebih diskusi-diskusi intelektual sebenarnya. Terus kemudian ngerasa cocok, jadi sama-sama kagum. Yaudah akhirnya jadi lanjut,” tutur Tsamara. 

Advertisement

Sementara itu, dalam biodatanya yang ditulis di situs resmi NYU, Aji disebut sebagai antropolog dan sejarawan. Minat utamanya adalah Islam di Samudra Hindia serta hubungan historis dan kontemporer antara Asia Tenggara dan Arab Selatan. 

“Pekerjaan saya meneliti persimpangan otoritas agama, pembentukan sosial, mobilitas, semiotika, dan praktik komunikatif dengan fokus pada Hukum Islam, Sufisme, dan diaspora Hadrami di Indonesia (yaitu, mereka yang melacak asal-usul mereka ke lembah Hadramaut di Yaman Selatan). Bidang pengajaran saya meliputi Sejarah dan Antropologi Islam, Hukum dan Masyarakat Islam, Islam dan Politik, Tasawuf, Islam di Dunia Samudra Hindia dan di Asia Tenggara,” demikian tertulis dalam biodata Aji. 

Aji juga kerap mendapatkan fellowship dari berbagai institusi. Selain menerbitkan jurnal-jurnal internasional, Aji juga tercatat telah menerbitkan sejumlah buku dalam biodatanya. 

Advertisement

Dalam biodatanya itu, juga tertulis bahwa Aji tengah menggarap buku yang menyelidiki hubungan antara otoritas agama Islam pasca-Nabi dan pembentukan sosial dalam sejarah dan kontemporer Indonesia dan Yaman dengan mengamati beberapa cendekiawan Muslim dan wali-wali Allah, dan jemaah mereka.

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif