Soloraya
Jumat, 19 April 2024 - 14:40 WIB

Tahun Lalu Banyak yang Meninggal, Skrining Kesehatan Calon Haji Diperketat

Redaksi Solopos.com  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - jemaah calon haji Karanganyar mengikuti acara pamitan di Gedung Kebudayaan Kabupaten Karanganyar, Selasa (30/5/2023). (Instagram/Diskominfo_karanganyar)

Solopos.com, KARANGANYAR — Kementerian Agama (Kemenag) memperketat skrining kesehatan bagi calon jemaah haji (calhaj) yang bakal berangkat menunaikan ibadah ke Tanah Suci pada tahun ini. Termasuk calhaj asal Kabupaten Karanganyar. Pengetatan skrining kesehatan ini untuk mengantisipasi banyaknya jemaah haji meninggal dunia di sana.

Kasubdit Bimbingan Jemaah Haji Ditjen PHU Kemenag, Kalilurrahman, mengatakan ada 870 jemaah haji asal Indonesia meninggal dunia saat menunaikan ibadah haji pada 2023 lalu. Angka tersebut terbilang sangat banyak. Karena itu, pengetatan skrining kesehatan bagi calon jemaah haji menjadi penting.

Advertisement

“Jadi nanti hanya jemaah calon haji yang sehat saja yang diperbolehkan menunaikan ibadah haji,” katanya di acara Bimbingan Manasik Haji Jemaah Haji Reguler di Hotel Permatasari Karanganyar, Jumat (19/4/2024).

Dia mengakui jumlah jemaah haji yang meninggal dunia di Tanah Suci pada tahun lalu memecahkan rekor di Indonesia. Padahal musim haji di tahun-tahun lalu jumlah jemaah yang meninggal dunia tidak lebih dari 400 orang. Dikatakannya mayoritas jemaah haji meninggal dunia merupakan warga lanjut usia (lansia). Mereka tidak tahan terhadap cuaca panas di Arab Saudi yang kala itu suhunya mencapai 41 derajat Celcius.

Dikatakannya, jemaah haji akan menjalani pemeriksaan kesehatan dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan ini akan membantu mengidentifikasi potensi masalah kesehatan dan memberikan kesempatan bagi jamaah haji untuk mendapatkan perawatan yang diperlukan sebelum perjalanan dimulai.

Advertisement

Pemeriksaan itu meliputi tekanan darah, gula darah, dan vaksinasi yang diperlukan sebagai langkah awal untuk memastikan bahwa jamaah haji dalam kondisi fisik yang baik.

Dia juga menyarankan jemaah lansia menggunakan jasa porter untuk melaksanakan ibadah melempar jumrah di Mina. Kemudian mereka tak perlu memaksakan diri salat lima waktu di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.

“Yang lansia atau yang fisiknya tak mampu, cukup salat di masjid hotel saja. Niatkan salat di Masjidil Haram atau Masjid Nabawi. Insya Allah sama pahalanya,” katanya.

Advertisement

Kalilurrahman menambahkan, Kerajaan Arab Saudi membuka kuota untuk tiga juta jemaah di dunia. Indonesia memperoleh kuota 241.000 calon haji. Menurutnya, kuota yang diberikan untuk Indonesia terbanyak, apalagi dibandingkan dengan Malaysia yang hanya diberi kuota 30.000 jemaah. Masa tunggu calon haji Malaysia bisa mencapai 100 tahun, sedangkan masa tunggu haji Indonesia hanya 25 sampai 30 tahun.

“BPIH pada tahun ini ditetapkan Rp93,410 juta. Jemaah haji hanya membayar 60 persennya atau hanya Rp56 juta. Sisanya pemerintah menyubsidi Rp37,3 juta,” katanya.

Kasi Haji Kemenag Karanganyar, Sofyan Hadi, mengatakan ada sebanyak 695 calon haji asal Karanganyar bakal berangkat tahun ini. Mereka akan diberangkatkan dalam empat kloter di gelombang II mulai 12 Mei-10 Juni mendatang.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif