Bisnis
Rabu, 24 April 2024 - 07:18 WIB

Pupuk Indonesia dan BFI Brunei Kerja Sama Jaga Ketahanan Pangan ASEAN

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi (kanan) berjabat tangan dengan Chief Executive Officer BFI Sdn Bhd, Harri Kiiski seusai menandatangani perjanjian pendahuluan atau Head of Agreement (HoA) tentang pengembangan urea dan amonia di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), Selasa (23/4/2024). (Antara-HO-Humas Pupuk Indonesia)

Solopos.com, ABU DHABI–PT Pupuk Indonesia (Persero) berinisiatif menjajaki pengembangan urea dan amonia bersama Brunei Fertilizer Industries Sdn Bhd (BFI), BUMN dari negara jiran, Brunei Darussalam. Hal itu sebagai langkah penting dalam menjaga ketahanan pangan nasional dan regional ASEAN.

Kedua BUMN dari masing-masing negara sepakat untuk menandatangani perjanjian pendahuluan atau Head of Agreement (HoA) tentang pengembangan urea dan amonia. Kerja sama ditandatangani oleh Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi dan Chief Executive Officer BFI Sdn Bhd, Harri Kiiski, di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA).

Advertisement

“Pupuk Indonesia menyambut baik kerja sama pengembangan urea dan amonia dengan Brunei Fertilizer Industries, selaku BUMN pupuk Brunei Darussalam. Kerja sama ini sejalan dengan mandat yang diterima Pupuk Indonesia sebagai pemimpin penopang ketahanan pangan nasional,” kata Rahmad Pribadi melalui keterangan resmi yang dikutip Rabu (24/4/2024).

Dia menambahkan sebagai BUMN, Pupuk Indonesia dengan inovasi dan kinerja terbaik terus mendukung peningkatan produktivitas pertanian dan mendorong transformasi hijau industri pupuk dan petrokimia Indonesia.

Advertisement

Dia menambahkan sebagai BUMN, Pupuk Indonesia dengan inovasi dan kinerja terbaik terus mendukung peningkatan produktivitas pertanian dan mendorong transformasi hijau industri pupuk dan petrokimia Indonesia.

Diinisiasi oleh Pupuk Indonesia, kerja sama ini akan terus diperluas dengan melibatkan produsen pupuk dari negara-negara ASEAN lainnya guna mendorong ketahanan pangan di tingkat regional.

Inti kerja sama tersebut mencakup kesepakatan kedua belah pihak untuk menjajaki sinergi dalam pemasaran, layanan operasional dan pemeliharaan, kolaborasi proyek pengembangan pabrik, serta pengadaan peralatan penting dan suku cadang darurat.

Advertisement

Lebih lanjut, Rahmad menjelaskan kerja sama ini merupakan upaya bersama antara BFI dan Pupuk Indonesia sebagai langkah awal untuk membangun ekosistem yang saling membangun dalam industri pupuk di ASEAN, dimulai dari Indonesia dan Brunei.

Ke depan, banyak area untuk komitmen dan kerja sama dengan BFI dan produsen pupuk lainnya di ASEAN.

“Pupuk Indonesia melihat kerja sama ini akan memperkuat hubungan regional, utamanya di wilayah ASEAN. Kami sebagai produsen pupuk di regional ASEAN bersama-sama ingin memastikan tidak adanya interupsi proses dalam kegiatan kami, karena ketersediaan pupuk terkait langsung dengan ketahanan pangan. Dalam hal ini tentu juga menyangkut ketahanan pangan regional,” jelas Rahmad.

Advertisement

Setelah proses penandatanganan kerja sama, Pupuk Indonesia dan BFI akan membentuk tim bersama yang terdiri dari perwakilan kedua belah pihak. Anak perusahaan juga dapat terlibat dalam implementasi lebih lanjut berdasarkan perjanjian yang telah ditandatangani.

Pada kesempatan yang sama, Chief Executive Officer BFI Harri Kiiski menyambut baik kerjasama pengembangan urea dan amonia bersama Pupuk Indonesia.

“BFI menyambut baik kerja sama melalui penandatanganan Head of Agreement ini. Tidak hanya sebagai hubungan antarperusahaan, namun sebagai hubungan antarnegara di tingkat regional ASEAN. Kami meyakini kerja sama ini adalah workable partnership yang akan memberikan benefit untuk semua pihak, baik BFI maupun Pupuk Indonesia,” jelas Harri.

Advertisement

Dengan kapasitas produksi mencapai 1.365.000 ton metrik urea per tahun, BFI yang didirikan pada 2013 merupakan salah satu pabrik pupuk terbesar di kawasan Asia Tenggara. Sebagai BUMN, BFI senantiasa berkomitmen untuk mendukung hilirisasi industri minyak dan gas Brunei Darussalam secara progresif dan dinamis.

Sementara itu, Pupuk Indonesia, sebagai perusahaan pupuk terbesar di Asia Pasifik, Timur Tengah, dan Afrika Utara, saat ini memiliki kapasitas produksi pupuk urea sebesar 9,4 juta ton dan amonia 7 juta ton.

Dengan kapasitas tersebut, Pupuk Indonesia menjadi salah satu pilar penting dalam menopang ketahanan pangan nasional dan memainkan peran yang signifikan dalam mendukung ketahanan pangan regional, khususnya di ASEAN.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif